Kamis, 07 Oktober 2010

Pendidikan Sebagai Institusi


Basic Institution

Dalam memelajari institusi sosial, di awal kita mengenal apa yang disebut sebagai basic institution atau lembaga dasar yang dikenal dan sangat memengaruhi kehidupan manusia baik pada diri sendiri maupun terhadap masyarakat di sekitarnya. Basic Institution ini secara sadar maupun tidak, sangat dekat di dalam kehidupan kita. Ada lima basic institution yang telah bersama sama kita pelajari, yaitu:
  • Lembaga Keluarga (Family Institution)
  • Lembaga Agama (Religion Institution)
  • Lembaga Ekonomi (Economic Institution)
  • Lembaga Politik (Politic Institution)
  • Lembaga Pendidikan (Sciencetific Institution)\
Dari kelima lembaga dasar dalam kehidupan manusia tersebut dalam tulisan ini akan dibahas salah satu diantaranya yaitu lembaga pendidikan. Adapun pembahasan lebih lanjut mengenai lembaga pendidikan itu dapat dilihat dalam penjelasan selanjutnya.

Pendidikan sebagai Lembaga

Lembaga pendidikan tumbuh dan berkembang erat kaitannya dengan lembaga keluarga. Pada awalnya lembaga keluarga memiliki tujuan utama yaitu reproduksi untuk pengembangan keturunan mereka. Akan tetapi dalam perkembangannya kemudian lembaga keluarga membutuhkan lembaga lembaga lainnya terutama berkaitan dengan peningkatan pengetahuan anggota anggotanya. Hal ini disebabkan karena manusia memiliki cipta, rasa, karsa dan karya. Kemampuan cipta, rasa, karsa dan karya itu tentunya tidak akan dapat berkembang dengan baik apabila manusia hanya mengembangkannya berdasarkan apa yang ditumbuhkan dari keluarga. Oleh karena itu, diperlukan lembaga pendidikan untuk membantu manusia memaksimalkan kemampuan yang mereka miliki tersebut.

Atas dasar itulah maka kemudian muncul apa yang kita kenal sebagai lembaga pendidikan. Pada awalnya keluarga menjadi tempat pertama manusia di dalam proses pendidikan itu sendiri, yang biasa kita kenal dengan sebutan sosialisasi sendiri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, tidak semua keluarga mampu untuk memberikan pengetahuan bagi anggotanya. Tidak semua ilmu pengetahuan didapat hanya dalam lingkungan keluarga saja melainkan juga didapat dari kehidupan bersama dengan masyarakat. Dari situlah kemudian muncul apa yang kita kenal dengan sebutan sekolah.

Sekolah dan Pendidikan Di Sekolah

Sekolah tumbuh dan berkembang sebagai sebuah wadah untuk meningkatkan kualitas manusia di bidang ilmu dan pengetahuan. Sekolah sendiri berasal dari bahasa latin (Schola; waktu luang), kemudian berkembang menjadi sebuah institusi pendidikan yang dinamakan sekolah atau biasa kita kenal dengan sebutan pendidikan formal.

Pendidikan awalnya memang berkembang dan tumbuh dari institusi paling dasar yakni keluarga. Bentuk pendidikan itu sendiri beraneka ragam baik itu pendidikan norma, agama, moral maupun pendidikan ilmu pengetahuan. Dari pendidikan itulah manusia dirangsang untuk mampu menggunakan kemampuan daya cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya untuk bisa berkembang. Dari pendidikan, manusia diharapkan mampu memaksimalkan kemampuan yang ada pada dirinya untuk menjadi manusia yang hidup dengan akal budi yang seimbang dengan perbuatan.


Akan tetapi lambat laun, sekolah mengalami pergeseran fungsi dari lembaga yang mampu mendukung lembaga keluarga menjadi lembaga yang didukung oleh lembaga keluarga untuk tetap bertahan. Orang orang kemudian berargumen bahwa sekolah kemudian menjadi tujuan utama agar anak menjadi “pintar”. Sekolah menjadi sebuah tempat untuk memertahankan status. Kenikmatan sekolah seolah bergeser menjadi kenikmatan orang orang yang mampu karena kemudian sekolah beralih fungsi dari lembaga menjadi komoditi yang menjual. Harga sekolah yang kian melambung menyebabkan banyak rakyat miskin tidak mampu sekolah. Oleh karena dasar itulah mengapa kemudian sekolah dikatakan menjadi alat untuk memertahankan status dimana mereka yang memiliki gelar dari pendidikan formal seperti sekolah ataupun universitas akan lebih dipilih di Indonesia bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mengenyam pendidikan formal.

Pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang lebih luas bila dibandingkan dengan pendidikan di keluarga. Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan untuk melatih dan merangsang daya cipta, rasa dan karsa. Akan tetapi kemudian masyarakat Indonesia banyak yang berpikiran bahwa pendidikan sekolah pada intinya adalah wajib. Padahal yang seharusnya wajib di-enyam oleh semua manusia adalah memperoleh pengetahuan dan bukan masuk sekolah. Dari sinilah kemudian terdapat lagi jurang pemisah antara pendidikan dan pengajaran yang tidak banyak disadari oleh masyarakat Indonesia.

Pendidikan dan Pengajaran

Seperti yang telah dibahas pada bab awal bahwa pendidikan yang utama dan terutama adalah berasal dari keluarga. Keluarga menjadi tonggak utama manusia dalam memeroleh pendidikan yang mendasar mengenai kehidupan dan pengetahuan. Dengan tonggak pendidikan yang kuat dari keluarga, manusia akan hidup sesuai dengan sosialisasi yang telah dijalankannya.

Akan tetapi bagi masyarakat Indonesia, banyak yang masih memandang bahwa pendidikan di sekolah dapat menjadikan anak mereka pandai dan dengan kepandaian tersebut diharapkan bahwa mereka dapat memertahankan status mereka mengingat saat ini banyak institusi pendidikan seperti sekolah yang biayanya sangat mahal. Tidak ada yang salah dengan sekolah, yang salah adalah ketika masyarakat tidak mampu membedakan mana yang sebetulnya lebih diperlukan oleh manusia antara status dengan ilmu pengetahuan. Ketika status tidak mampu menjawab persoalan yang dihadapi oleh manusia tentunya ilmu pengetahuan dapat memberikan sesuatu yang lebih yakni kemampuan bagi setiap orang yang memilikinya dan mampu mengembangkan layar ilmu pengetahuan mereka dengan selebar -lebarnya.

Dalam menyikapi situasi demikian, kita sudah harus bisa membedakan antara pendidikan dengan pengajaran. Pendidikan secara garis besar dapat dimengerti sebagai sebuah proses yang dilalui manusia untuk merangsang daya cipta, rasa, karsa dan karya yang dimiliki oleh setiap manusia. Akal budi yang ada dalam otak setiap manusia harus dikembangkan secara maksimal agar potensi yang ada dalam diri manusia juga tidak terbuang sia sia. Untuk itulah mengapa pendidikan dirasa sangat penting, karena ketika manusia memperoleh ilmu pengetahuan maka ilmu pengetahuan itu akan berkembang seiring dengan berkembang pula otak dan pemikiran dari individu manusia tersebut.

Lain pendidikan maka lain pulalah dengan pengajaran. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar di antara keduanya. Apabila pendidikan merupakan sebuah proses maka pengajaran juga demikian, akan tetapi pengajaran lebih merupakan proses transfer ilmu pengetahuan. Sangat jelas perbedaannya adalah bahwa dengan pengajaran, mereka yang terlibat di dalamnya di asumsikan memiliki daya pikir dan nalar yang seimbang maka proses ini menjadi semacam proses percepatan yang sangat instan dimana orang hanya akan dipaksa untuk mengerti pengetahuan apa yang dimiliki oleh orang yang mentransfer dan dipaksa untuk menghafal tanpa memaknai proses yang ada di dalam ilmu pengetahuan itu sendiri.

Banyak masyarakat Indonesia yang kurang begitu memahami perbedaan dari keduanya sehingga yang terjadi kemudian adalah bahwa pengajaran menjadi sama dengan pendidikan. Padahal yang seharusnya terjadi adalah pengajaran merupakan bagian dari pendidikan atau merupakan salah satu cara dalam pendidikan dan bukan merupakan cara yang terbaik. Mengapa? Karena masih banyak cara cara pendidikan yang mampu memaksimalkan potensi akal dan budi yang terdapat di dalam diri manusia. Menemukan dan menggali ilmu pengetahuan sendiri adalah sebuah cara yang lebih baik. dengan menemukan sendiri, manusia mengalami sebuah proses dimana dari tidak tahu ia menjadi tahu. Dari tahu ia jadi mengerti dan setelah mengerti dan memahami ia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut menjadi sebuah alat yang bermanfaat untuk mengembangkan kehidupan mereka.

Jadi, secara garis besar harus kita pahami bahwa pengajaran bukan sama dengan pendidikan. Pengajaran adalah bagian dari proses pendidikan itu sendiri serta pengajaran bukan satu satunya cara terbaik untuk memahami ilmu pengetahuan. Masyarakat harus mengerti dan memahami akan pengertian pengertian tersebut. Apabila pemahaman tersebut bisa dimengerti lebih baik lagi oleh masyarakat maka tidak akan ada kesalahpahaman mengenai pengertian pendidikan itu sendiri.

Pendidikan dan Sekolah

Pendidikan sebagaimana ia disebut sebagai sebuah institusi tentunya ada beragam bentuknya. Banyak bentuk bentu pendidikan yang kita kenal dan mungkin juga pernah kita rasakan. Ada 2 bentuk pendidikan yang sangat dikenal dekat dengan masyarakat Indonesia. Adapu 2 bentuk pendidikan tersebut adalah:

1. Pendidikan Formal

Pendidikan Formal atau yang biasa kita kenal dengan sebutan sekolah merupakan bentuk institusi pendidikan yang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia bahkan sekolah dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk pendidikan yang mendunia. Di Indonesia sendiri kita mengenal sekolah dasar dan sekoah lanjutan, ditambah lagi dengan universitas.

Pada pendidikan dasar atau yang biasa kita sebut SD, bentuk pendidikannya merupakan transfer ilmu pengetahuan yang sifatnya umum akan tetapi setelah pendidikan sekolah lanjutan, siswa diberikan ilmu pengetahuan yang sifatnya lebih terfokus lagi. Di Indonesia pendidikan semacam ini bukanlah merupakan barang yang langka akan tetapi menjadi semacam kebutuhan yang “salah kaprah”. Mengapa? Karena banyak masyarakat yang berpikiran dan berpendapat bahwa dengan bersekolah maka anak akan menjadi pintar dan bila anak tidak mengenal dunia sekolah maka anak akan menjadi bodoh.

Hal tersebut kemudian mentradisi atau menjadi budaya dimana anak agar menjadi pintar aruslah sekolah. Padahal bukan itu sebenarnya tujuan utama dari sekolah. Tujuan utama dari sekolah adalah memberikan rangsangan kepada para peserta didiknya untuk dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan mengembangkannya. Untuk menjadi pintar seorang anak harus mampu memahami ilmu pengetauan bukan sekedar mengetahuinya saja. Sekolah berdasarkan asal katanya yang berarti waktu luang harus dimaksudkan sebagaimana waktu luang itu dimana waktu luang tersebut mampu memberikan masukan bagi perkembangan otak manusia. Jangan sampai yang terjadi justru sebaliknya, sebagaimana telah terjadi di Indonesia dimana sekolah membuat manusia menjadi tidak memiliki waktu luang sedangkan sebagian hidupnya dihabiskan untuk sekolah. Kurang lebih 12 tahun anak Indonesia menghabiskan waktunya di sekolah dasar dan lanjutan, jangan sampai dengan biaya mahal dan waktu yang sedemikian panjang anak tidak mendapatkan banyak hal di sekolah.

2. Pendidikan Informal

Pendidikan informal banyak dikenal sebagi pendidikan d luar jam sekolah. Banyak orang tua yang menghendaki anaknya lebih pandai dan lebih berprestasi di sekolah mengharuskan anak anak mereka mengikuti kursus yang waktunya di luar jam sekolah. Akibatnya anak mengalami kelelahan dan mereka hanya dipaksa untuk terus mengetahui dan terus memahami tanpa mereka diberikan kesempatan untuk bisa mencari dan menemukan sendiri. Seseorang yang mampu menemukan sendiri apa yang mereka sukai dan mereka anggap sebagai hal yang berguna maka tentunya mereka akan tidak mudah untuk melupakannya. Demikian pula hal yang sama terjadi dalam llmu pengetahuan. Apabila sebuah ilmu didapat sendiri bagaimana proses dan sedemikian rupanya maka seseorang tidak akan dengan mudah mampu melupakan ilmu pengetahuan yang telah mereka dapatkan.
Selain dari kursus kursus di luar jam sekolah, dalam 3 tahun terakhir ini masyarakat Indonesia mengenal apa yang disebut home schooling . Banyak masyarakat Indonesia menganggap bahwa fenomena Home Schooling atau belajar di rumah tanpa melalui jalur sekolah ini hanyalah alat yang digunakan oleh anak yang bodoh. Padahal kita bisa melihat bahwa Home Scooling justru bisa membuat anak memperoleh lebih dari apa yang mereka dapatkan di sekolah. Home Schooling mampu merangsang anak untuk dapat mencari dan menemukan sendiri ilmu ilmu yang terdapat di lingkungan mereka, dengan demikian mereka akan tidak dengan mudah melupakan ilmu ilmu pengetahuan tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah kita bahas di atas kita dapat memperoleh kesimpulan bahwa sebagai institusi, pendidikan harus mampu tumbuh sebagaimana seharusnya dan tidak menjadi sebatas komoditi saja. Pendidikan bukan merupakan komoditas yang harus dijual, setiap orang berhak untuk mengenyam pendidikan. Jadi pendidikan bukan saja milik orang kaya saja melainkan mereka yang tidak mampu juga memiliki hak yang sama untuk meperoleh pendidikan.

Di dalam keluarga sendiri, harus dikenalkan bagaimana pendidikan pendidikan yang terbaik untuk seorang anak. Setiap manusia yang memiliki pendidikan bagus dari keluarga tentunya akan lebih mampu berhubungan dengan baik di lingkungan sekitar. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan keluarga merupakan dasar dari pendidikan manusia. Dasar yang kuat akan menjadi pondasi yang sangat kokoh di dalam kehidupan. Dengan pondasi yang kuat dan kokoh maka manusia akan mampu menghadapi badai kehidupan yang sebenarnya.

Bagaimanapun juga, apapun yang terjadi, pendidikan memiliki pengaruh yang sangat kompleks di dalam pendidikan. Sebuah Negara juga akan mampu berkembang bukan dari sektor ekonomi melainkan dari sektor pendidikan. Dengan pendidikan yang kuat maka masyarakatnya akan memiliki ilmu yang baik sehingga sumber daya manusia yang berkualitas akan tumbuh dan menjadi alat bagi Negara untuk mengembangkan negaranya.oleh karena itu baiklah kita sebagai masyarakat Indonesia apabila ingin membuat Negara ini menjadi Negara yang maju dan berkembang maka tidak ada salahnya apabila kita mampu untuk lebih memerhatikan sektor pendidikan. Dengan pendidikan yang baik maka diharapkan negara kita akan berkembang menjadi Negara yang baik. Semoga!
 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar