Kamis, 21 April 2011

Refleksi Kritik Kopi Kita Perubahan

Dalam banyak hal, pekerjaan kritikus bisa dikatakan amat mudah. Para kritikus memiliki resiko yang sangat kecil dimana ia menikmati posisi atas mereka yang hidup dalam sebuah fenomena dimana terkadang, ada sebuah kehidupan yang menjadi penilaian bagi kritikus. Kami para kritikus menghidupkan kritik negatif atau menyenangkan bagi kami (termasuk penulis) dalam menulis dan membacanya. Tapi kenyataan pahit terkadang kita alami bagi orang-orang yang harus menghadapi kritik, adalah bahwa dalam skema besar, potongan kehidupan penuh alegori mungkin lebih berarti dari bagaimana kehidupan ini berlangsung.

Ada kalanya memang kritikus benar-benar meresikokan sesuatu dalam hidupnya, dan itu adalah dalam penemuan dan idealisme baru yang hadir dalam kehidupan. Dunia sering tidak baik untuk bakat baru, kreasi baru, atau kebutuhan baru. Minggu ini, penulis mengalami sesuatu yang baru, sebuah kehidupan yang luar biasa dari sumber luar biasa yang tak terduga. Untuk mengatakan bahwa baik cara dan pembuatnya telah menantang prasangka saya tentang menyampaikan sebuah pesan dan simbol melalui pernyataan ketidaksukaan.

Mereka menggoyang cara berpikir penulis mengenai benar atau salah. Di masa lalu, penulis tidak merahasiakan kebencian penulis untuk moto: Berhentilah bicara untuk kedamaian. Tapi penulis sadar dan hanya sekarang penulis benar-benar memahami apa maksudnya. Tidak semua orang bisa menjadi pemikir besar, tapi seorang pemikir besar bisa datang dari mana saja. Sulit membayangkan kehidupan tanpa kedamaian... serta memahami bahwa sabar dan maaf bukan hanya sepenggal kata yang memiliki makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar