Kamis, 21 Oktober 2010

Prokrastinasi (Oleh: Hotim....)

Ini adalah sebuah tulisan menarik dari seorang wanita bernama Hotim (saya lupa nama belakangnya :p) yang merasa bahwa ia terinspirasi dari tugas-tugas kuliahnya. Sebuah tulisan yang santai dan menjelaskan menganai sebuah hal kecil dalam hidup kita dan hal ini disebut dengan  prokrastinasi. Saya suka dengan cara jujur dia menyampaikan pesannya.. jadi tanpa berpanjang lebar... Semoga bermanfaat...

 ________________________________________________________ ^_^



Tiba2 pengen nulis,,,,mmmmm,,WHAT IS PROKRASTINASI ???? mungkin sbgian xan ada yg blom tau niee,,
Prokrastinasi adalah sebuah istilah yang menggambarkan orang menunda-nunda sebuah pekerjaan.  Banyak mikir tapi no action. Menurut riset, prokrastinasi ini disebabkan kurangnya kepercayaan diri dalam menghadapi masalah. Nah ada juga ni yang mengatakan bhw prokrastinasi itu sebenarnya proses membuat software dalam otak kita.

hmmm.. kayaknya prokrastinasi ini memang udah jadi penyakit turun temurun sejak jaman nenek moyang qt. Teman2 jga mungkin banyak yang ngerasa sbgai anggota prokrastinator. Hehheheeeee:-)
 Namun, setelah bberapa hari ini aku merenung, ternyata aku pun prokrastinoator (pelaku prokrastinasi) dalam beberapa kondisi. Mungkin ketika pekerjaan yang aku lakukan kurang menarik, atau aku membuat kesalahan besar, ketika tidak percaya diri, dan ketika tugas yang ada overload..bingung cari bahan,,,,,

Mungkin bgi teman2 yg sudah kerja,,,klo lgi dpt kerjaan dikit sering ntar jah dech kan gampang,,,so nyepelein dech,,,tpi klo kerjaanx byk,,numpuk,,,mulai dech kebingungan apa dlu yg mau dikerjakan,akhirnya leyeh2,,merenung dlu,kebnyakan merenung g kerja2.

padahal kan menunda2 tuh bikin otak qt lelah looooh,,karena hnya berfikir dan berfikir apa yg hrus dikerjakan,,,,,Kan kerjaan ato tugas tuh harusny dikerjakan dikit demi sedikit pasti bias nemuin titik terang..

Nah, bagaimana ilmu psikologi memandang perilaku prokrastinasi dan bagaimana memodifikasi perilaku ini? Silakan teman-teman klo ingin menanggapi dan kasih ide,,,monggo…..
Aku pernah ngebaca,,,ada teman kita tuh membuat main map tentang cita-citanya. 
  1. caranya adalah merancang tujuan cita2 sendiri yang bercirikan SMART (specific, measurable, achieveble, rasional, timeble).
  2. merencanakan bagaimana cara dan waktu terbaik untuk belajar/kerja.
  3. tetep menjaga motivasi
  4. fokus pada perhatian dan tugas2 belajar/krja yang terkait dengan tujuan.
  5. menggunakan strategi belajar yang tepat sesuai dengan kita.
  6. memonitor kemajuan.
  7. mengevaluasi hasil akhir.
Ada juga nih yg bilang,,yg terpenting buat permasalahan ini adalah NIAT dari masing2 individu. kalo uda merancang berbagai jenis tindakan tapi tidak ada niatan..hhmmmm….sama saja, betul nggak??
oiaaaaa,,,, ada baiknya ketika kita pengen memperbaiki tingkah prokrastinasi, ajaklah orang terdekat yang b’tugas untuk mengingatkan.
Missalnya ni,,: ada teman yang selalu bantu ngingetin tugas ato kita saling kontak2 via sms buat saling mengingatkan,,mungkin ni bisa berhasil….

Sabtu, 16 Oktober 2010

Belajar Dari Makanan (Sabrina Lasama)

Ini adalah tulisan seorang teman bernama Sabrina Lasama. Penulis tertarik untuk mencantumkannnya dalam blog ini dikarenakan penulis bisa merasakan ada sebuah kejujuran dalam memaknai sesuatu yang dilakukan oleh Sabrina Lasama. Silahkan menikmatinya ^_^ _________________________________________________

I love food.....
really love food...
hahahahah..

makanan tidak hanya sekedar bagaimana geraham-geraham mencernanya,, atau ketika lidah melumatnya,, ataupun saat kerongkongan melakukan gerak meremas-remas untuk disalurkan ke lambung..

Makanan tidak hanya sekedar cita rasa yang dikecap di permukaan lidah... manis,, pahit,, asam,,pedas...

Makanan adalah bagaimana kita bisa menarik pelajaran darinya...

Let's begin!!

Menu yang saya makan hari ini adalah :
  • sayur pare
  • salad buah
  • kapurung
  • stroberry
  • kripik pisang coklat
  • donat gula isi selai bluberry
Kecaplah meski itu pahit (sayur pare)

Teman,, kau tau buah pare... tumbuhan rambat (semoga saya tidak salah) dalam penyebutan orang makassar "Paria". Sungguh pahit di lidah memang... Konon berkhasiat menyembuhkan penyakit MALARIA. Pernahkah kalian melihat buahnya?? ya,, buah berwarna hijau dengan permukaan yang kasar (banyak benjolan kecil di kulit buahnya). Tahukah kalian keajaiban yang dibawa oleh buah pare? Biji dalam buah/ sayur sepahit itu sangatlah manis di lidah.. tidak percaya?? silahkan belah dan cicipi buahnya.. ini nyata dan bukan sekedar lelucon.. lantas.. adakah ilmu pengetahuan yang dapat menjelaskannya?? saya rasa tidak (atau mungkin belum ) ada.. ataukah sudah ada namun saya tidak mengetahuinya?? Yang pasti,, pelajaran yang bisa kita ambil adalah,, untuk segala sesuatu yang pahit dalam hidup ini pasti juga memiliki bagian termanis dan membawa makna yang dapat bermanfaat bagi kita. Layaknya biji pare yang manis dan daging buahnya yang meski pahit namun berkhasiat dan sungguh enak bila disayur.. hihih. so, ma fren... kecaplah meski itu pahit!!

Indahnya perbedaan (salad buah)

Saya sedih dengan segala keterpurukan dan prestasi gelap yang diukir Indonesia di segala bidang. Saya miris dengan masyaraktnya yang konon kabarnya hanya 20% yang termasuk dalam piramida tengah ,, org-org dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat di dunia.. 80% sisanya kemana?? ohh,, nyata!! di bawah garis kemiskinan tentu saja!! Tapi dibalik semua hal-hal kelam itu,, saya sangat mencintai Indonesia (siapapun akan mencintai tanah kelahirannya). Tapi kecintaan ini beralasan.. lihat,, hanya di Indonesia kau bisa menemui beragam adat, budaya,, pulau, MAKANAN,, dan (mengutip salah satu kalimat yg pernah ditulis seorang teman) "Hanya di Indonesia kau bisa berwisata dari ujung sabang hingga ujung merauke,, dari pulau satu ke pulau laiinnya, dari kultur satu ke kultur lainnya tanpa mengeluarkan biaya untuk membuat passpor" bukanka itu sesuatu yang terdengar mengasyikkan?? ya,, tentu saja... tidak cukup jari tangan dan kakiku(di tambah jari tangan bapak ibu maupun adikku) untuk menghitung keberagaman di Indonesia...Lalu aapa yang bisa menyatukan perbedaan itu?? Tidak lain dan tidak bukan adalah KEINDAHAN. Bagaikan salad buah yang diramu sedemikian lezat dan bergizi tinggi. Untuk yang tidak suka melon tak perlu khawatir,, untuk yang tak suka jeruk tak perlu khawatir,, untuk yang tak suka apel atau pepaya, atau bahkan pisang juga tak usah cemas,, karena saat buah-buahan itu diiris kecil dan dicampur mayonaise, keju dan susu maka semuanya akan melumer dan indah terasa di lidah.. dan semua akan menyukainya. saya jamin.... Jadi kawan..... Perbedaan itu indah kok....

Jauh di mata dekat di hati (kapurung)

Saya tidak pernah tau dan tidak pernah menyakan mengapa kapurung menjadi makanan khas dan favorit masyarakat Luwu, Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Saya tak pernah menduga semua lidah menyukainya. Lidah jawa,, lidah sunda,, lidah batak,, lidah padang, lidah manado,,.. satu-satunya yang saya tau adalah,, makanan itu terbuat dari sagu,, dan apakah sagu tumbuh di sulawesi selatan juga?? nah,, ini juga yang saya belum tahu... kalo sesuai mata pelajaran IPS pas SD dulu,, sagu berasal dari wilyah timur indonesia,, Maluku,, Irian n sekitarnya lahh... namun makanan olahan sagu ternyata diminati mulai dari ujung barat indonesia!!! waww!!waww!!! jadi tiap makan kapurung,, pasti saya ingat maluku,, Irian dan wilayah-wilayah timur Indo,, jadi ingat saudar-saudara sebangsa dan setanah air di sana dan dalam hati berterimakasih pada mereka..."Terimakasih Tanah kalian telah menghasilkan bahan baku untuk membuat makanan seenak ini(sambil meneteskan air mata terharu..hikksss)" Saudara ku sebangsa dan setanah air,,,(Terutama Wasior n sekitarnya) meski kalian jauh,, kalian tetap dihatiku... dukamu adlah duka kita semua!!!"

Kenyataan tak pernah seindah reputasimu (stroberry)

Semua orang suka stroberry,, mulai anak2 sampe nenek2... mulai dari cewe.. cowo hingga yang gendre nya tidak bisa didefinisi,, mulai dari manusia hingga....terusin sendiri laahhh). stroberry lambang sesuatu yang manis,, romantis dan magis(hahahah). Tapi bagi saya,, semua reputasi stroberry itu luluh lantak di lidahku saat organ paling saya syukuri karena diberi oleh Tuhan dengan begitu sempurna bernama LIDAH mengecap rasa asam menyengat yang luar biasa.. Stroberry dengan reputasi baik dan penampilannya yang sok cantik itu hancur sudah... Kau asam sekali.. dan saya tidak akan pernah lagi mau memakanmu tanpa diolah terlebih dahulu...!jadi kawan,,, pelajaran yang bisa diambiladalah Be Yor Self!! Jangan pura-pura menampakkan sifat dan sikap yang sama sekali tidak mencerminkan dirimu... karena mangembalikan uang yang kau pinjam itu jauh lebih mudah dibanding mengembalikan reputasimu kalau sudah terlanjut buruk!!(:P)

Inovasi dan motifasi seindah keripik pisang coklat

Salah satu buuah yang paling tidak saya suka adalah Pisang, kecuali untuk beberapa kondisi :
  • lapar bangettt
  • pisangnya diolah menjadi sesuatu yang lebih manusiawi untuk dimakan such as,, pisang goreng,, kolak pisang,, banan split,, keripik pisang dan sebagainya.

Nah,,, mari kita bahas olahan pisang paling digemari rakyat indonesia.... Let say Keripik Pisang!!!.. Tadi saya iseng ke toko dan tertarik membeli keripik pisang rasa coklat... hmm (saya bukan peminat coklat) tapi dengan membeli kripik pisang coklat maka saya dapat mengunyah 2 hal yang saya tidak terlalu suka (baca : pisang dan coklat) dengan sangat nikmat.. lol.... betapa inovatifnya penemu kripik pisang coklat ini... menyajikan dua sensasi olahan makanan sehingga menjadi suatu cita rasa unik.. seprti menggigit coklat yang gurih berasa pisang,, seperti menggigit kerpikik pisang yang beraroma coklat.. Mantap!!! hahah.. bayangkan jika kita memilki motifasi dan semangat inovasi yang dapat meramu dua hal yang awalnya sangat bertentangan menjadi sesuatu yang baru dan menarik pasti akan lebih bermanfaat untuk kemanusiaan... Dijamin!!

Kejutan kecil dibalik tampilan lembutmu (donat gula isi selai bluberry)

Saya bingung menamai roti yang kerap saya beli,, dan hanya saya jumopai di toko ini. Mari sebut makanan ini donat. meski tidak berlubang. Dibalut gula halus yang putih bersih, tampak lezat dengan tampilan apa adanya itu. Tapi siapa sangka,, saat digigit,, melumerlah selai blue berry dari dalam kelembutan roti dan manisnya gula halus. Agak asam dan menggelitik lidah. sungguh sensasi yang unik... Berpikir,, ingin jadi seperti donat ini... selalu ada kejutan manis dibalik sikap-sikap yang sering ditampilkan... pasti hidup lebih berwarna.. bagaimana menciptakan kejutan itu??? dengan perkaya diri,, perkaya wawasan.. perkaya bathin... Mungkin tak perlu melulu selai blueberry,, suatu saat kau bisa memberi kejutan semenyegarkan selai semangka,, atau segurih selai kacang untuk orang-orang sekitarmu...:)

Minggu, 10 Oktober 2010

Globalisasi dan Kemiskinan

Konsep Globalisasi

Dalam tulisan Prof. Tadjuddin Noer Effendi ditegaskan bahwa konsep globalisasi dimaknai sebagai konsep integrasi dunia yang disertai ekspansi pasar (barang dan uang). Tujuannya adalah, bahwa dengan adanya integrasi perekonomian dunia dapat memicu pertumbuhan perekonomian sehingga dapat mengurangi kesenjangan dan kemiskinan. Keyakinan tersebut menimbulkan efek keyakinan lainnya yang menyatakan bahwa integrasi dunia dapat menimbulkan efek ganda dan diharapkan dapat merangsang perluasan dalam peluang kerja dan peningkatan upah riel sehingga kemiskinan berkurang.

Pada dasarnya konsep tersebut tidaklah buruk dan mungkin saja dapat diterapkan dan terbukti, tapi tentunya tidak di negara yang sedang berkembang, lebih dapat diterapkan pada negara yang sudah maju atau dikatakan negara industrialis modern. Karena tentunya negara maju-lah yang memiliki kesempatan atas penguasaan terhadap peluang dan kesempatan karena modal yang mereka miliki. Tentunya masyarakat berkembang yang mayoritas terdiri atas masyarakat miskin tidak sanggup atau sulit untuk menikmati peluang-peluang yang tercipta dan terpuruk ke dalam kemiskinan yang semakin dalam karena hanya mereka yang memiliki uang sajalah yang mampu menikmati peluang-peluang tersebut karena tentunya globalisasi memang terbentuk demikian.

Globalisasi Abad 19 Dengan Globalisasi Abad 21 Serta Implikasinya

Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah hal baru yang muncul sebagai dampak dari modernisasi, industrialisasi dan kapitalisme. Bahkan tidak sedikit pula yang menyatakan bahwa globalisasi merupakan buah dari keberlangsungan sistem ekonomi makro dan dunia yang memaksa antar negara untuk saling bergantung dan ”menjatuhkan”.

Penjelasan yang tepat mengenai hal tersebut dalam tulisan Prof. Tadjuddin Noer Effendi adalah bahwa globalisasi sesungguhnya merupakan sebuah terminologi baru akan tetapi eksistensinya telah ada sejak lama. Pada abad 19 tentunya sudah muncul gejala globalisasi dimana biasa dinyatakan sebagai sebuah rekaan demokrasi sosial gaya lama (Giddens, 2000: 32-33). Gejala tersebut muncul pada saat terjadi ekspedisi bangsa-bangsa Eropa ke wilayah-wilayah Asia, Amerika Latin, dan Afrika dalam tujuannya untuk penyebaran agama dan pencarian sumber rempah-rempah dan kekayaan sebagai bahan baku produksi di negara mereka.

Negara-negara Eropa melakukan penindasan, pendekatan fisik dan bahkan perang untuk mendapatkan keuntungan dari daerah-daerah jajahan mereka. Bagi daerah jajahan tentunya mereka menjadi sumber kekayaan alam yang digunakan sebagai bahan baku di negara-negara eropa. Tidak hanya itu saja, bahwa pembangunan yang dilangsungkan di negara-negara jajahan adalah sebagai uasaha juga untuk meningkatkan produktivitas supaya keuntungan yang diperoleh akan berlipat ganda apabila produktivitasnya juga meningkat.

Adapun implikasinya pada saat itu adalah, negara-negara jajahan tidak mampu mengembangkan usahanya karena tentunya setiap usaha akan diruntuhkan oleh pihak kolonial dan dianggap sebagai pembangkangan terhadap pihak kolonial. Masyarakat pribumi hanya diperkenankan membangun usaha kecil di wilayah pinggiran. Tidak hanya itu saja tetapi yang lebih menyakitkan adalah bahwa masyarakat pribumi kehilangan segala potensi, daya pikir dan kekuatannya untuk mengembangkan usaha dan hidup lebih sejahtera. Pada jaman pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia bahkan diterapkan kerja paksa untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan yang tentunya ditujukan demi memperoleh keuntungan yang lebih bagi pihak kolonial.

Sedangkan sedikit perbedaan dengan globalisasi abad 21 adalah bahwa pendekatan antar negara tidak lagi memerlukan pelayaran yang lama dalam waktu yang tentunya akan lebih lama juga. Semakin berkembangnya perangkat teknologi dan komunikasi semakin memudahkan ekspansi pasar antar negara berlangsung tanpa waktu yang lama dan dengan biaya yang mungkin di sebagian negara maju menjadi lebih murah.

Dalam proses perluasan wilayah perdagangan ataupun ekonomi, sebuah negara industri kini tidak perlu lagi melakukan pendekatan fisik atau perang sekalipun untuk menjalin hubungan antar negara atau untuk memperoleh keuntungan dari negara-negara berkembang. Kini hanya dengan melakukan pendekatan budaya, poloti di sebuah negara, sebuah negara industrialis akan lebih mudah unduk memperoleh keuntungan pasar dan akan lebih mudah dalam mendapatkan bahan baku atau untuk pemasaran suatu produk sekalipun.

Hal inilah yang kemudian menyebabkan matinya industri kecil di negara berkembang. Industri jamu di Indonesia misalnya, akan kalah bersaing dengan minuman suplemen hasil industri maju yang rasanya mungkin lebih enak. Selain itu, dengan mudahnya modal asing masuk ke Indonesia tumbuhlah banyak usaha-usaha yang kemudian diusahakan sebagai jalan untuk pembangunan.

Kesemuanya itu akhirnya berdampak pada saat krisis dimana banyak dari uasaha yang dimodali oleh pihak asing mengalami gulung tikar. Sektor informal tentunya sedikit sekali mengalami atau merasakan dampak dari situasi tersebut karna krisis hanya menyentuh sebagian besar sektor formal terutama usaha-usaha berkembang yang dimotori oleh pihak asing. Akibatnya peralihan pekerja dari sektor formal ke sektor informal menjadi sangat terlihat karena maraknya pemutusan hubungan kerja dari sektor formal pada saat krisis berlangsung.

Kesimpulan

Berdasarkan tulisan Prof. Tadjuddin Noer Efendi, terlihat bahwa apa yang dirasakan pada abad 19 dan abad 21 tebukti bahwa integrasi ekonomi dan ekspansi pasar memberikan sedikit sekali penanggulangan untuk kemiskinan. Memang, pada masa perkembangan globalisasi terjadi industrialisasi besar-besaran di negara berkembang akibat dari industri negara maju yang memicu proses tersebut. Akan tetapi pada akhirnya terdapat indikasi bahwa globalisasi membawa suatu negara pada kecenderungan de-industrialiasasi ketika bahan baku untuk industri habis atau bahkan memicu krisis ekonomi yang tentunya berakibat langsung pada pekerjaan dimana akan banyak sekali terjadi pengangguran. Walaupun masyarakat dapat ditarik ke sektor nformal, namun sangat jelas bahwa sektor informal memiliki ketidakpastian penghasilan yang tentunya hal tersebut akan semakin membuat masyarakat hidup dalam keadaan tidak pasti dan akhirnya terpuruk ke dalam jurang kemiskinan.

Dengan melihat betapa besar implikasi globalisasi terhadap masyarakat menuju kemiskinan salah satu hal yang bisa dilakukan adalah membuka kesadaran masyarakat. Memberikan liberalisasi politik bahwa masyarakat harus sadar dan tahu pasti bagaimana globalisasi dapat membawa mereka pada kemiskinan dengan salah satunya mengurangi gaya hidup konsumtif. Selain itu masyarakat memiliki kesempatan untuk menolak dengan tegas industri asing yang hendak mengambil bahan baku karena akan berdampak buruk pula bagi keberlangsungan alam dan perekonomian bangsa.

Kesadaran adalah hal terpenting. Ketika kesadaran terbentuk di masyarakat bahwa globalisasi mampu menenggelamkan mereka ke dalam jurang kemiskinan tentunya implikasi globalisasi terhadap kemiskinan tersebut dapat dikurangi. Semoga!

Jumat, 08 Oktober 2010

Pancasila Sebagai Paradigma

Pada zaman dahulu masyarakat lebih sulit dalam memberi batasan bada tiap-tiap ilmu pengetahuan. Menurut perkembangan pada saat itu berkembang pemahaman bahwa batasan ilmu pengetahuan didasarkan pada filsafat, setiap ilmu merupakan filsafat jadi tergantung pada filsafat yang dianut. Namun dalam perkembangannya pada saat ini tiap-tiap ilmu yang tergabung dalam filsafat tadi mulai melepaskan diri dari filsafat sehingga masyarakat aan lebih mudah dalam memilah ilmu pengetahuan.

Pada dasarnya terdapat dua ukuran ilmu pengetahuan yaitu; dimensi fenomenologis yang menyatakan  bahwa pada awalnya ilmu pengetahuan menunjukkan diri sebagai sebuah proses maupun juga sebagai sebuah produk. Yang kedua dimensi struktural yaitu bahwa ilmu pengetahuan terstruktur atas komponen komponen, objek sasaran yang hendak diteliti.

Ilmu pengetahuan kini melaju dengan cepat, mendasar, dan spektakular ternyata bukan lagi hanya sekedar sasaran bagi kehidupan umat manusia. Impikasinya adalah perbenturan tata nilai dalam segala aspek kehidupan. Fenomen perombakan tadi tercermin dalam masyarakat kita yang dewasa ini sedang mengalami masa transisi yaitu :
  • Transisi masyarakat dengan budaya argraris tradisional menuju masyarkat modern.
  • Transisi budaya nasional kebangsaan menuju budaya global mengenai nilai nilai universal.
Implikasi globalisasi ditunjukkan oleh berkembangnnya suatu standardisasi. Negara atau pemerintahan dimana pun, terlepas dari sistem ideologi atau sistem sosial yang dimilikinya.

Impikasi globalisasi menjadi semakin kompleks, karena disisi lain masyarakat hidup dengan standar ganda. Disini orang ingin mempertahankan nilai nilai budaya lama yang diimprovisasikan untuk melayani perkembangan baru yang kemudian disebut sebagai lahirnya budaya sandingan. Tindakan yang bersifat melawan terhadap perubahan perubahan dari nereka dipingirkan yang disebut sebagai budaya tandingan.

Alternatif mengatasi masa transisi di lingkungan masyarakat adalah dengan :
  • Pengetahuan akan semakin berkembang dan setiap saat akan terjadi perubahan. Setiap rekayasa implikasinya akan berdampak pada situasi sulit dimana setiap perubahan berdampak serius pada ilmu pengetahuan.
  • Menyusun strategi kebudayan yaitu strategi pengetahuan yang mengunakan nilai budaya kita sendiri sebagaimana termanifestasikan dalam pancasila, sebagai kerangkan acuan untuk membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan demi peningkatan harkat dan martabat manusia Indonesia.
  • Menguasai budaya renaissance yang mengandung unsur unsur kebebasaan, optimisme, kreativisme, dan inovasi.
Paradigma dapat disebutkan yaitu sebagai keutuhan konseptual yang sarat dengan muatan ajaran, teori, dalil bahkan juga pandangan hidup untuk dijadikan dasar dan arah pengembangan ilmu pengetahuan. Paradigma dapat cenderung berfungsi sebagai ideologi.

Memasuki kawasan filsafat ilmu pengetahuan yang kita letakkan diatas pancasila sebagai paradigmannya perlu kita fahami dasar dan arah penerapannya yaitu:
  • Ontologis, hakikatnya ilmu pengetahuan merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menemukan kebenaran.
  • Epistemologi, pancasila dengan nilai yang terkandung kita jadikan metode berfikir dalam arti dijadikan dasar dan arah di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yaitu parameter kebenaran kemanfaatan hasil hasil yang dicapainya adalah nilai yang terkandung di dalam pancasila.
  • Aksiologis, menggunakan epistemologi tersebut kemanfaatan dan efek pemgembangan ilmu pnegetahuan secara negatif tindak bertentangan dengan idealisme pancasila dan secara positif mendukung atau mewujudkan nilai nilai pancasila.
Menggunakan pancasila sebagai paradigma merupakan keharusan bahwa pancasila harus dipahami secara benar karena pada gilirannya nilai pancasila kita jadikan aumsi asumsi dasar bagi pemahaman di bidang otologis, epistemologis dan aksiologis.

Sebagai manusia Indonesia, kita harus mampu memahami dan mengartikan pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh dan organis dan tidak berdiri sendiri-sendiri. Hal ini harus dimengerti sebab sila-sila yang tumbuh di dalam pancasila bukanlah sila-sila yang dapat berfungsi secara utuh apabila masing-masing dari sila tersebut berdiri sendiri. Sila tersebuat hadir didasarkan atas susunan undang undang dasar tahun 1945. hal tersebut wajib untuk dimengerti agar pancasila tidak mengalami disfungsi ideologi dan kesalahan konsepsi dan pemahaman.

Secara fungsional dengan situasi yang sangat kondusif dalam kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dapat berkembang sebagaimana seharusnya baik dari sisi kualitas maupun dari sisi kuantitas ilmu pengetahuan itu sendiri. Sebagaimana ilmu pengetahuaan itu berkembang, ilmu pengetahuan memiliki sifatnya yang utuh yaitu relative law dimana pengetahuaan sesuai dengan perkembangan zaman yang setiap waktu berkembang, demikian masyarakat akan megalami perubahan ilmu pengetahuan sebagaimana yang telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Pembantahan teori terhadap disiplin ilmu tertentu merupakan salah satu bagian dari perkebangan ilmu pengetahuan. Disiplin ilmu haruslah dipahami sebagai sebuah kewajiban dan bukan sebagai sebuah beban.

Secara structural haruslah juga mampu dimengerti dalam lembaga pendidikan bahwa dinamika akademis harus ditumbuh kembangkan dalam keterbukaan dan sistem yang jelas dan tidak ditutup-tutupi. Haruslah dimengerti bahwa demikianlah seharusnya juga bahwa batas-batas dan tembok-tembok besar yang memagari batasan-batasn ilmu pengetahuan harus kita nyatakan sebagai sesuatu yang eksplisit dan empiris dimana batasan itu hanya memagari tubuh tapi tidak dalam setiap pemikiran yang terdapat di setiap orang. Membiarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan tersebut tumbuh seturut dengan tujuan dan haraannya merupakan salah satu tindakan yang senyatanya membuktikan bahwa ilmu pengetahuan tidaklah mampu dibatasi dan membiarkan paradigma berkembang merupakan hal yang harus dimengerti sebagai membebaskan pemikiran berkembang lebih jauh.

Dalam proses memamahi dan menempatkan pancasila sebagai sebuah paradima harus ditinjau kembali bagaimana paradigma beserta seluruh nilai yang terdapat di dalamnya. Harus kita tinjau ulang, bagaimana pancasila beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat kita tinjau ulang. Meragukan dan menganalisis kembali bagaimana pancasila menjadi paradigma yang utuh. Sehingga, Hubungan pancasila dan ilmu pengetahuan tidak dapat lagi ditempatkan secara dikotomis saling bertentangan. Pancasila tanpa disertai sikap kritis ilmu pengetahuan, akan menjadikan pancasila sebagai suatu yang represif dan kontra produktif. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa disadari dan diarahkan oleh nilai nilai pancasila akan kehilangan arah konstruktif dan terdistrosi menjadi sesuatu yang melahirkan akibat fatal bagi kehidupan manusia.

Kamis, 07 Oktober 2010

Pendidikan Sebagai Institusi


Basic Institution

Dalam memelajari institusi sosial, di awal kita mengenal apa yang disebut sebagai basic institution atau lembaga dasar yang dikenal dan sangat memengaruhi kehidupan manusia baik pada diri sendiri maupun terhadap masyarakat di sekitarnya. Basic Institution ini secara sadar maupun tidak, sangat dekat di dalam kehidupan kita. Ada lima basic institution yang telah bersama sama kita pelajari, yaitu:
  • Lembaga Keluarga (Family Institution)
  • Lembaga Agama (Religion Institution)
  • Lembaga Ekonomi (Economic Institution)
  • Lembaga Politik (Politic Institution)
  • Lembaga Pendidikan (Sciencetific Institution)\
Dari kelima lembaga dasar dalam kehidupan manusia tersebut dalam tulisan ini akan dibahas salah satu diantaranya yaitu lembaga pendidikan. Adapun pembahasan lebih lanjut mengenai lembaga pendidikan itu dapat dilihat dalam penjelasan selanjutnya.

Pendidikan sebagai Lembaga

Lembaga pendidikan tumbuh dan berkembang erat kaitannya dengan lembaga keluarga. Pada awalnya lembaga keluarga memiliki tujuan utama yaitu reproduksi untuk pengembangan keturunan mereka. Akan tetapi dalam perkembangannya kemudian lembaga keluarga membutuhkan lembaga lembaga lainnya terutama berkaitan dengan peningkatan pengetahuan anggota anggotanya. Hal ini disebabkan karena manusia memiliki cipta, rasa, karsa dan karya. Kemampuan cipta, rasa, karsa dan karya itu tentunya tidak akan dapat berkembang dengan baik apabila manusia hanya mengembangkannya berdasarkan apa yang ditumbuhkan dari keluarga. Oleh karena itu, diperlukan lembaga pendidikan untuk membantu manusia memaksimalkan kemampuan yang mereka miliki tersebut.

Atas dasar itulah maka kemudian muncul apa yang kita kenal sebagai lembaga pendidikan. Pada awalnya keluarga menjadi tempat pertama manusia di dalam proses pendidikan itu sendiri, yang biasa kita kenal dengan sebutan sosialisasi sendiri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, tidak semua keluarga mampu untuk memberikan pengetahuan bagi anggotanya. Tidak semua ilmu pengetahuan didapat hanya dalam lingkungan keluarga saja melainkan juga didapat dari kehidupan bersama dengan masyarakat. Dari situlah kemudian muncul apa yang kita kenal dengan sebutan sekolah.

Sekolah dan Pendidikan Di Sekolah

Sekolah tumbuh dan berkembang sebagai sebuah wadah untuk meningkatkan kualitas manusia di bidang ilmu dan pengetahuan. Sekolah sendiri berasal dari bahasa latin (Schola; waktu luang), kemudian berkembang menjadi sebuah institusi pendidikan yang dinamakan sekolah atau biasa kita kenal dengan sebutan pendidikan formal.

Pendidikan awalnya memang berkembang dan tumbuh dari institusi paling dasar yakni keluarga. Bentuk pendidikan itu sendiri beraneka ragam baik itu pendidikan norma, agama, moral maupun pendidikan ilmu pengetahuan. Dari pendidikan itulah manusia dirangsang untuk mampu menggunakan kemampuan daya cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya untuk bisa berkembang. Dari pendidikan, manusia diharapkan mampu memaksimalkan kemampuan yang ada pada dirinya untuk menjadi manusia yang hidup dengan akal budi yang seimbang dengan perbuatan.


Akan tetapi lambat laun, sekolah mengalami pergeseran fungsi dari lembaga yang mampu mendukung lembaga keluarga menjadi lembaga yang didukung oleh lembaga keluarga untuk tetap bertahan. Orang orang kemudian berargumen bahwa sekolah kemudian menjadi tujuan utama agar anak menjadi “pintar”. Sekolah menjadi sebuah tempat untuk memertahankan status. Kenikmatan sekolah seolah bergeser menjadi kenikmatan orang orang yang mampu karena kemudian sekolah beralih fungsi dari lembaga menjadi komoditi yang menjual. Harga sekolah yang kian melambung menyebabkan banyak rakyat miskin tidak mampu sekolah. Oleh karena dasar itulah mengapa kemudian sekolah dikatakan menjadi alat untuk memertahankan status dimana mereka yang memiliki gelar dari pendidikan formal seperti sekolah ataupun universitas akan lebih dipilih di Indonesia bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mengenyam pendidikan formal.

Pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang lebih luas bila dibandingkan dengan pendidikan di keluarga. Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan untuk melatih dan merangsang daya cipta, rasa dan karsa. Akan tetapi kemudian masyarakat Indonesia banyak yang berpikiran bahwa pendidikan sekolah pada intinya adalah wajib. Padahal yang seharusnya wajib di-enyam oleh semua manusia adalah memperoleh pengetahuan dan bukan masuk sekolah. Dari sinilah kemudian terdapat lagi jurang pemisah antara pendidikan dan pengajaran yang tidak banyak disadari oleh masyarakat Indonesia.

Pendidikan dan Pengajaran

Seperti yang telah dibahas pada bab awal bahwa pendidikan yang utama dan terutama adalah berasal dari keluarga. Keluarga menjadi tonggak utama manusia dalam memeroleh pendidikan yang mendasar mengenai kehidupan dan pengetahuan. Dengan tonggak pendidikan yang kuat dari keluarga, manusia akan hidup sesuai dengan sosialisasi yang telah dijalankannya.

Akan tetapi bagi masyarakat Indonesia, banyak yang masih memandang bahwa pendidikan di sekolah dapat menjadikan anak mereka pandai dan dengan kepandaian tersebut diharapkan bahwa mereka dapat memertahankan status mereka mengingat saat ini banyak institusi pendidikan seperti sekolah yang biayanya sangat mahal. Tidak ada yang salah dengan sekolah, yang salah adalah ketika masyarakat tidak mampu membedakan mana yang sebetulnya lebih diperlukan oleh manusia antara status dengan ilmu pengetahuan. Ketika status tidak mampu menjawab persoalan yang dihadapi oleh manusia tentunya ilmu pengetahuan dapat memberikan sesuatu yang lebih yakni kemampuan bagi setiap orang yang memilikinya dan mampu mengembangkan layar ilmu pengetahuan mereka dengan selebar -lebarnya.

Dalam menyikapi situasi demikian, kita sudah harus bisa membedakan antara pendidikan dengan pengajaran. Pendidikan secara garis besar dapat dimengerti sebagai sebuah proses yang dilalui manusia untuk merangsang daya cipta, rasa, karsa dan karya yang dimiliki oleh setiap manusia. Akal budi yang ada dalam otak setiap manusia harus dikembangkan secara maksimal agar potensi yang ada dalam diri manusia juga tidak terbuang sia sia. Untuk itulah mengapa pendidikan dirasa sangat penting, karena ketika manusia memperoleh ilmu pengetahuan maka ilmu pengetahuan itu akan berkembang seiring dengan berkembang pula otak dan pemikiran dari individu manusia tersebut.

Lain pendidikan maka lain pulalah dengan pengajaran. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar di antara keduanya. Apabila pendidikan merupakan sebuah proses maka pengajaran juga demikian, akan tetapi pengajaran lebih merupakan proses transfer ilmu pengetahuan. Sangat jelas perbedaannya adalah bahwa dengan pengajaran, mereka yang terlibat di dalamnya di asumsikan memiliki daya pikir dan nalar yang seimbang maka proses ini menjadi semacam proses percepatan yang sangat instan dimana orang hanya akan dipaksa untuk mengerti pengetahuan apa yang dimiliki oleh orang yang mentransfer dan dipaksa untuk menghafal tanpa memaknai proses yang ada di dalam ilmu pengetahuan itu sendiri.

Banyak masyarakat Indonesia yang kurang begitu memahami perbedaan dari keduanya sehingga yang terjadi kemudian adalah bahwa pengajaran menjadi sama dengan pendidikan. Padahal yang seharusnya terjadi adalah pengajaran merupakan bagian dari pendidikan atau merupakan salah satu cara dalam pendidikan dan bukan merupakan cara yang terbaik. Mengapa? Karena masih banyak cara cara pendidikan yang mampu memaksimalkan potensi akal dan budi yang terdapat di dalam diri manusia. Menemukan dan menggali ilmu pengetahuan sendiri adalah sebuah cara yang lebih baik. dengan menemukan sendiri, manusia mengalami sebuah proses dimana dari tidak tahu ia menjadi tahu. Dari tahu ia jadi mengerti dan setelah mengerti dan memahami ia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut menjadi sebuah alat yang bermanfaat untuk mengembangkan kehidupan mereka.

Jadi, secara garis besar harus kita pahami bahwa pengajaran bukan sama dengan pendidikan. Pengajaran adalah bagian dari proses pendidikan itu sendiri serta pengajaran bukan satu satunya cara terbaik untuk memahami ilmu pengetahuan. Masyarakat harus mengerti dan memahami akan pengertian pengertian tersebut. Apabila pemahaman tersebut bisa dimengerti lebih baik lagi oleh masyarakat maka tidak akan ada kesalahpahaman mengenai pengertian pendidikan itu sendiri.

Pendidikan dan Sekolah

Pendidikan sebagaimana ia disebut sebagai sebuah institusi tentunya ada beragam bentuknya. Banyak bentuk bentu pendidikan yang kita kenal dan mungkin juga pernah kita rasakan. Ada 2 bentuk pendidikan yang sangat dikenal dekat dengan masyarakat Indonesia. Adapu 2 bentuk pendidikan tersebut adalah:

1. Pendidikan Formal

Pendidikan Formal atau yang biasa kita kenal dengan sebutan sekolah merupakan bentuk institusi pendidikan yang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia bahkan sekolah dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk pendidikan yang mendunia. Di Indonesia sendiri kita mengenal sekolah dasar dan sekoah lanjutan, ditambah lagi dengan universitas.

Pada pendidikan dasar atau yang biasa kita sebut SD, bentuk pendidikannya merupakan transfer ilmu pengetahuan yang sifatnya umum akan tetapi setelah pendidikan sekolah lanjutan, siswa diberikan ilmu pengetahuan yang sifatnya lebih terfokus lagi. Di Indonesia pendidikan semacam ini bukanlah merupakan barang yang langka akan tetapi menjadi semacam kebutuhan yang “salah kaprah”. Mengapa? Karena banyak masyarakat yang berpikiran dan berpendapat bahwa dengan bersekolah maka anak akan menjadi pintar dan bila anak tidak mengenal dunia sekolah maka anak akan menjadi bodoh.

Hal tersebut kemudian mentradisi atau menjadi budaya dimana anak agar menjadi pintar aruslah sekolah. Padahal bukan itu sebenarnya tujuan utama dari sekolah. Tujuan utama dari sekolah adalah memberikan rangsangan kepada para peserta didiknya untuk dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan mengembangkannya. Untuk menjadi pintar seorang anak harus mampu memahami ilmu pengetauan bukan sekedar mengetahuinya saja. Sekolah berdasarkan asal katanya yang berarti waktu luang harus dimaksudkan sebagaimana waktu luang itu dimana waktu luang tersebut mampu memberikan masukan bagi perkembangan otak manusia. Jangan sampai yang terjadi justru sebaliknya, sebagaimana telah terjadi di Indonesia dimana sekolah membuat manusia menjadi tidak memiliki waktu luang sedangkan sebagian hidupnya dihabiskan untuk sekolah. Kurang lebih 12 tahun anak Indonesia menghabiskan waktunya di sekolah dasar dan lanjutan, jangan sampai dengan biaya mahal dan waktu yang sedemikian panjang anak tidak mendapatkan banyak hal di sekolah.

2. Pendidikan Informal

Pendidikan informal banyak dikenal sebagi pendidikan d luar jam sekolah. Banyak orang tua yang menghendaki anaknya lebih pandai dan lebih berprestasi di sekolah mengharuskan anak anak mereka mengikuti kursus yang waktunya di luar jam sekolah. Akibatnya anak mengalami kelelahan dan mereka hanya dipaksa untuk terus mengetahui dan terus memahami tanpa mereka diberikan kesempatan untuk bisa mencari dan menemukan sendiri. Seseorang yang mampu menemukan sendiri apa yang mereka sukai dan mereka anggap sebagai hal yang berguna maka tentunya mereka akan tidak mudah untuk melupakannya. Demikian pula hal yang sama terjadi dalam llmu pengetahuan. Apabila sebuah ilmu didapat sendiri bagaimana proses dan sedemikian rupanya maka seseorang tidak akan dengan mudah mampu melupakan ilmu pengetahuan yang telah mereka dapatkan.
Selain dari kursus kursus di luar jam sekolah, dalam 3 tahun terakhir ini masyarakat Indonesia mengenal apa yang disebut home schooling . Banyak masyarakat Indonesia menganggap bahwa fenomena Home Schooling atau belajar di rumah tanpa melalui jalur sekolah ini hanyalah alat yang digunakan oleh anak yang bodoh. Padahal kita bisa melihat bahwa Home Scooling justru bisa membuat anak memperoleh lebih dari apa yang mereka dapatkan di sekolah. Home Schooling mampu merangsang anak untuk dapat mencari dan menemukan sendiri ilmu ilmu yang terdapat di lingkungan mereka, dengan demikian mereka akan tidak dengan mudah melupakan ilmu ilmu pengetahuan tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah kita bahas di atas kita dapat memperoleh kesimpulan bahwa sebagai institusi, pendidikan harus mampu tumbuh sebagaimana seharusnya dan tidak menjadi sebatas komoditi saja. Pendidikan bukan merupakan komoditas yang harus dijual, setiap orang berhak untuk mengenyam pendidikan. Jadi pendidikan bukan saja milik orang kaya saja melainkan mereka yang tidak mampu juga memiliki hak yang sama untuk meperoleh pendidikan.

Di dalam keluarga sendiri, harus dikenalkan bagaimana pendidikan pendidikan yang terbaik untuk seorang anak. Setiap manusia yang memiliki pendidikan bagus dari keluarga tentunya akan lebih mampu berhubungan dengan baik di lingkungan sekitar. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan keluarga merupakan dasar dari pendidikan manusia. Dasar yang kuat akan menjadi pondasi yang sangat kokoh di dalam kehidupan. Dengan pondasi yang kuat dan kokoh maka manusia akan mampu menghadapi badai kehidupan yang sebenarnya.

Bagaimanapun juga, apapun yang terjadi, pendidikan memiliki pengaruh yang sangat kompleks di dalam pendidikan. Sebuah Negara juga akan mampu berkembang bukan dari sektor ekonomi melainkan dari sektor pendidikan. Dengan pendidikan yang kuat maka masyarakatnya akan memiliki ilmu yang baik sehingga sumber daya manusia yang berkualitas akan tumbuh dan menjadi alat bagi Negara untuk mengembangkan negaranya.oleh karena itu baiklah kita sebagai masyarakat Indonesia apabila ingin membuat Negara ini menjadi Negara yang maju dan berkembang maka tidak ada salahnya apabila kita mampu untuk lebih memerhatikan sektor pendidikan. Dengan pendidikan yang baik maka diharapkan negara kita akan berkembang menjadi Negara yang baik. Semoga!